PAMEKASAN — Madura United tampil dominan saat menjamu Semen Padang pada lanjutan Super League 2025/26 di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Minggu (28/12). Bermain agresif sejak menit awal, Laskar Sape Kerrab menaklukkan tamunya dengan skor telak 5-1 di hadapan publik sendiri.
Sejak peluit awal dibunyikan, Madura United langsung mengambil inisiatif permainan. Tekanan tinggi dan tempo cepat membuat lini pertahanan Semen Padang kesulitan mengembangkan permainan.
Keunggulan tuan rumah hadir cepat. Pada menit kelima, Lulinha membuka skor setelah memanfaatkan umpan dari sisi kiri yang dikirim Riski Afrisal. Gol tersebut semakin meningkatkan kepercayaan diri Madura United dalam menguasai jalannya pertandingan.
Tekanan berlanjut membuahkan gol kedua pada menit ke-14. Memanfaatkan situasi sepak pojok, umpan Jordy Wehrmann disambut sundulan Jorge Ambrosio Mendonca yang tak mampu dihalau kiper Semen Padang, Arthur Augusto Da Silva.
Semen Padang mencoba merespons melalui serangan balik cepat yang dimotori Pedro Matos dan Cornelius Stewart. Namun, solidnya pertahanan Madura United yang dikawal Roger Bonet Badia dan Pedro Monteiro membuat upaya tersebut kerap kandas.
Memasuki babak kedua, dominasi Madura United tak mengendur. Hasilnya, pada menit ke-54, Jordy Wehrmann mencetak gol ketiga setelah menerima assist dari Lulinha dan dengan tenang melewati kiper sebelum menceploskan bola ke gawang kosong.
Semen Padang sempat memperkecil ketertinggalan dua menit kemudian melalui Cornelius Stewart yang memanfaatkan kesalahan koordinasi lini belakang Madura United. Skor berubah menjadi 1-3, namun gol tersebut tak mampu mengubah jalannya laga.
Madura United kembali menambah keunggulan pada menit ke-72 lewat titik penalti. Albertine Joao Pereira (Balotelli) yang masuk sebagai pemain pengganti sukses menjalankan tugasnya sebagai algojo. Pesta gol tuan rumah ditutup oleh Lulinha pada menit ke-79 melalui tembakan keras dari luar kotak penalti.
Kemenangan 5-1 ini menegaskan dominasi Madura United sepanjang pertandingan. Lulinha tampil sebagai bintang lapangan dengan dua gol dan satu assist, sementara Jordy Wehrmann berperan penting sebagai pengatur permainan.
Hasil ini menjadi modal berharga bagi Madura United dalam persaingan Super League 2025/26, sekaligus menegaskan Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan sebagai kandang yang sulit ditaklukkan. Bagi Semen Padang, kekalahan ini menjadi catatan serius untuk pembenahan, khususnya di lini pertahanan.
Skor 5-1 di Pamekasan bukan sekadar kekalahan telak bagi Semen Padang, melainkan gambaran jelas tentang jurang kesiapan dua tim yang datang dengan tingkat kepercayaan diri dan organisasi permainan yang berbeda. Madura United menang bukan karena keberuntungan, tetapi karena rencana permainan yang matang, disiplin, dan dijalankan tanpa kompromi.
Sejak menit awal, Madura United memperlihatkan intensi untuk menguasai pertandingan sepenuhnya. Tekanan tinggi, tempo cepat, dan keberanian menekan hingga ke wilayah lawan menjadi sinyal bahwa laga ini tidak akan diberi ruang bagi Semen Padang untuk berkembang. Gol cepat Lulinha pada menit kelima bukan hanya membuka skor, tetapi juga mematahkan mental tim tamu sebelum mereka sempat menemukan ritme.
Dominasi Madura United paling terasa di lini tengah. Jordy Wehrmann tampil bukan sekadar sebagai pengatur tempo, melainkan sebagai pusat kendali permainan. Setiap pergerakannya menciptakan dilema bagi lawan: ditekan bola mengalir, diberi ruang ancaman langsung muncul. Di sisi lain, Semen Padang terlihat ragu—bertahan terlalu dalam, namun tanpa koordinasi yang solid.
Gol kedua melalui situasi bola mati semakin menegaskan keunggulan Madura United dalam detail permainan. Sementara itu, Semen Padang kembali melakukan kesalahan elementer dalam bertahan—memberi ruang sundulan bebas di kotak penalti, sebuah kelalaian yang kerap berulang dan selalu berujung hukuman di level kompetisi tertinggi.
Babak kedua seharusnya menjadi titik balik bagi Kabau Sirah, tetapi justru memperlihatkan dominasi yang semakin kuat dari tuan rumah. Gol Wehrmann pada menit ke-54 menjadi simbol kontrol penuh Madura United. Bahkan ketika Semen Padang sempat memperkecil kedudukan, momen tersebut terasa lebih sebagai kilasan sesaat daripada tanda kebangkitan nyata.
Penalti Balotelli dan gol jarak jauh Lulinha menutup pertandingan dengan pesan tegas: Madura United tidak hanya unggul, tetapi juga efektif dan tanpa belas kasihan ketika mencium kelemahan lawan. Mereka tidak menurunkan tempo, tidak bermain aman, dan tidak sekadar puas dengan kemenangan.
Bagi Madura United, laga ini adalah pernyataan serius bahwa kandang mereka adalah wilayah yang sulit ditaklukkan dan Laskar Sape Kerrab layak diperhitungkan dalam persaingan papan atas Super League 2025/26. Sementara bagi Semen Padang, kekalahan ini menjadi alarm keras bahwa pembenahan lini belakang dan mental bertanding tak bisa lagi ditunda. (DO)*
Baca Juga
https://www.potretkita.net/2025/12/pengerjaan-proyek-preservasi-ruas-jalan.html


.gif)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar