AGAM – Pemrov Sumatra Barat mempercepat persiapan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana banjir bandang, tanah longsor, serta angin kencang yang melanda beberapa wilayah.
Bupati Agam, Benni Warlis, beserta Wakil Bupati Agam,
Muhammad Iqbal, mengikuti rapat persiapan rehaprekon secara daring, Selasa
(16/12) kemarin.
Rapat tersebut dipimpin Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar
Arry dan dihadiri seluruh kepala daerah dari kabupaten/kota terdampak bencana
di provinsi ini. Dalam pertemuan itu, disampaikan bahwa masa tanggap darurat di
Sumatera Barat akan berakhir pada 22 Desember 2025.
Arry menekankan pentingnya percepatan transisi dari fase
tanggap darurat menuju tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Meskipun distribusi bantuan logistik belum sepenuhnya
merata, kondisi di beberapa daerah mulai membaik. Saatnya kita fokus pada
pemulihan yang lebih terencana dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut data sementara, total kerugian akibat bencana
diperkirakan mencapai Rp13,5 triliun, mencakup sektor permukiman,
infrastruktur sosial, pendidikan, dan
keagamaan. Kerusakan pada jalan dan jembatan yang menjadi kewenangan provinsi
mencapai sekitar Rp7,3 triliun.
Sektor sosial tercatat mengalami kerugian sekitar Rp17
miliar, sedangkan sektor keagamaan mencapai Rp3,2 miliar. Angka ini bersifat
sementara karena pendataan masih berlangsung.
Sekda Sumatera Barat itu menekankan pentingnya
keseragaman persepsi dalam menentukan kategori kerusakan, baik berat, sedang,
maupun ringan, agar data yang dihimpun akurat.
Informasi ini akan menjadi dasar prioritas pelaksanaan
rehabilitasi dan rekonstruksi, termasuk penentuan skema pendanaannya.
Seluruh pemerintah kabupaten/kota terdampak diminta
menyelesaikan pendataan paling lambat 20 Desember 2025. Data tersebut nantinya
akan digunakan untuk menyusun Kajian Kebutuhan Pascabencana dan Rencana Rehabilitasi
dan Konstruksi Pascabencana.
Melalui sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota, diharapkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat berjalan
cepat, tepat sasaran, dan memberikan manfaat nyata serta berkelanjutan bagi
masyarakat terdampak.(ist)


.gif)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar