Dari Dapur Umum hingga Trauma Healing untuk Warga Gurun Laweh oleh KT Lubeg - PotretKita Online

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 30 Desember 2025

Dari Dapur Umum hingga Trauma Healing untuk Warga Gurun Laweh oleh KT Lubeg



PADANG  — Banjir bandang di Gurun Laweh bukan sekadar peristiwa alam. Ia adalah pengingat keras bahwa bencana di negeri ini hampir selalu berlapis: air bah di hulu, kelalaian di kebijakan, dan keterlambatan negara di hilir. Karang Taruna Kecamatan Lubuk Begalung (KT Lubeg) masuk—bukan dengan pidato, melainkan dengan dapur umum, cangkul lumpur, dan tawa anak-anak yang dipulihkan.


Di saat banyak institusi masih sibuk menghitung kerugian di atas kertas, pemuda-pemuda ini memilih menghitung piring nasi yang harus terhidang hari itu. Negara sering hadir dalam bentuk spanduk dan konferensi pers; KT Lubeg hadir dalam bentuk tangan kotor, kaki basah, dan waktu yang dikorbankan. Perbedaan ini bukan soal romantisme relawan, tetapi soal prioritas.


Bencana memang tidak memilih korban, tetapi penanganan sering memilih kecepatan. Di Gurun Laweh, kecepatan itu justru datang dari mereka yang tidak punya anggaran jumbo, tidak punya kewenangan struktural, bahkan tidak punya sorotan nasional. Yang mereka punya hanyalah solidaritas—mata uang paling langka dalam tata kelola kebencanaan kita.


Lebih dari sekadar logistik, trauma healing yang dilakukan KT Lubeg membuka satu fakta penting: luka bencana bukan hanya di dinding rumah, tapi di ingatan anak-anak. Negara sering lupa bahwa pemulihan psikososial bukan pelengkap, melainkan inti. Ketika anak-anak kembali tertawa di tengah lumpur yang belum sepenuhnya kering, kita seharusnya bertanya dengan jujur: mengapa inisiatif sekritis ini justru lahir dari komunitas, bukan sistem?


Tentu, gerakan seperti Lubeg Peduli patut diapresiasi. Namun apresiasi saja tidak cukup. Jika setiap bencana selalu diselamatkan oleh gotong royong warga dan pemuda, maka itu bukan lagi kisah heroik—melainkan tanda kegagalan struktural yang dinormalisasi. Kita tidak bisa terus memuja relawan sambil menoleransi absennya negara.

KT Lubeg telah menunjukkan satu pelajaran penting: kepemimpinan sosial tidak menunggu jabatan, dan kemanusiaan tidak butuh protokoler. Kini bola ada di tangan pemerintah—apakah akan belajar dari ketepatan langkah pemuda, atau kembali terlambat dengan alasan klasik?


Di Gurun Laweh, pemuda sudah membuktikan: harapan bisa dimasak di dapur umum, dibersihkan dari lumpur, dan ditanam di hati anak-anak. Pertanyaannya tinggal satu—apakah negara mau ikut bekerja, atau hanya ikut berfoto? Di tengah luka dan duka akibat banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Kota Padang, kepedulian sosial kembali hadir dari tangan-tangan pemuda.


Karang Taruna Kecamatan Lubuk Begalung (KT Lubeg) menunjukkan komitmen kemanusiaannya melalui program Lubeg Peduli, yang kali ini dipusatkan di Kelurahan Gurun Laweh, Kecamatan Nanggalo, salah satu daerah yang mengalami dampak cukup parah.


Aksi kemanusiaan ini menjadi pelaksanaan Lubeg Peduli yang kedua, setelah sebelumnya sukses digelar di Kecamatan Pauh. Berbekal semangat gotong royong dan kepedulian sosial, para pemuda KT Lubeg hadir langsung di tengah masyarakat terdampak, tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga harapan dan penguatan moral bagi warga.


Sejak Sabtu (27/12/2025) pagi hari, aktivitas kemanusiaan sudah tampak di lokasi. Dapur umum didirikan untuk memastikan kebutuhan konsumsi warga terpenuhi. Para relawan dengan sigap menyiapkan makanan hangat, sementara tim lainnya bergerak melakukan penyaluran paket bantuan untuk anak-anak sekolah, yang peralatan belajarnya banyak rusak akibat terjangan banjir.


Tak berhenti di situ, KT Lubeg juga melaksanakan perbaikan rumah warga, membersihkan lumpur sisa banjir, serta gotong royong membersihkan lingkungan. Aksi ini menjadi bukti bahwa kepedulian tidak hanya diwujudkan dalam bentuk bantuan materi, tetapi juga melalui tenaga dan kehadiran langsung di lapangan.


Yang tak kalah penting, perhatian khusus diberikan kepada anak-anak korban banjir melalui kegiatan trauma healing. Dengan pendekatan bermain dan edukasi ringan, para relawan berupaya mengembalikan senyum anak-anak yang sempat tertekan akibat bencana. Suasana haru bercampur hangat pun terasa ketika tawa anak-anak kembali terdengar di tengah lingkungan yang sebelumnya dipenuhi lumpur dan kerusakan.


Ketua Karang Taruna Kecamatan Lubuk Begalung, Bung Zalman Effendi, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial pemuda untuk selalu hadir di saat masyarakat membutuhkan.


“Alhamdulillah, Lubeg Peduli ini merupakan kegiatan kedua yang kami laksanakan. Terima kasih kepada seluruh pengurus dan relawan yang telah satu minggu penuh mempersiapkan kegiatan ini. Semoga kehadiran kami bisa menjadi sitawa sidingin bagi masyarakat yang sedang tertimpa musibah banjir bandang,” ujar Zalman Effendi.


Menurutnya, semangat kebersamaan dan solidaritas menjadi kekuatan utama KT Lubeg dalam menjalankan setiap aksi sosial. Ia juga menekankan bahwa kepedulian pemuda harus diwujudkan melalui kerja nyata, bukan sekadar wacana.


Kegiatan Lubeg Peduli ini terlaksana berkat kolaborasi lintas elemen, di antaranya Karang Taruna Kecamatan Nanggalo, Dubalang, serta PKH Lubeg, yang bersama-sama memastikan bantuan tersalurkan secara tepat sasaran dan kegiatan berjalan tertib.


Dukungan juga datang dari jajaran Karang Taruna tingkat provinsi dan kota. Turut hadir Ketua Karang Taruna Provinsi Sumatera Barat, Bung Mahdianur, serta Ketua Karang Taruna Kota Padang, Bung Zalmadi, yang memberikan apresiasi atas gerakan sosial yang digagas dan dijalankan KT Lubeg.


Dalam kesempatan tersebut, Bung Zalmadi menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan kemanusiaan ini.


“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur yang telah mendukung kegiatan Lubeg Peduli, seperti komunitas Habitat Mountaineering dari Semarang, Pemerintah Desa, Karang Taruna Urip Rahayu, masyarakat Desa Montong Gamang Kecamatan Kopang Lombok Tengah NTB, serta para donatur lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu,” ungkapnya.


Melalui program Lubeg Peduli, Karang Taruna Kecamatan Lubuk Begalung di bawah kepemimpinan Zalman Effendi kembali menegaskan perannya sebagai garda terdepan kepedulian sosial pemuda. Aksi ini bukan hanya tentang bantuan sesaat, tetapi tentang menumbuhkan solidaritas, memperkuat kebersamaan, dan menghadirkan harapan bagi masyarakat yang tengah berjuang bangkit dari bencana.


Kehadiran KT Lubeg di Gurun Laweh menjadi pengingat bahwa di balik bencana, selalu ada tangan-tangan tulus yang siap membantu, dan di tengah duka, selalu ada harapan yang bisa dirajut bersama. (Mond/DO)

Baca Juga

https://www.potretkita.net/2025/12/pembangunan-117-huntara-di-agam-dengan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here