Tiga dari Empat Tokoh Bangsa dari Ranah Minangkabau - PotretKita Online

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 25 Desember 2025

Tiga dari Empat Tokoh Bangsa dari Ranah Minangkabau


PADANG PANJANG — Negara ini memiliki empat tokoh sentral perjuangan kemerdekaan, representasi dari seluruh rakyat Indonesia. Tiga dari empat tokoh bangsa itu adalah orang Minangkabau. Dari Ranah Minang


Dari Ranah Minang — tanah yang kaya akan tradisi berpikir dan semangat merantau — lahirlah tiga tokoh yang tidak hanya menentang kolonialisme, tetapi juga mencoba merumuskan masa depan bangsa dengan cara yang rasional, modern, dan beradab: Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Tan Malaka. Ketiganya adalah simbol dari kecerdasan dan idealisme, namun juga cermin dari kenyataan pahit bahwa ide besar kadang kalah oleh kekuatan massa saat itu.


Satu orang menjadi proklamator bersama Ir. Soekarno, yaitu Drs. Muhammad Hatta. Pendidikan membentuknya menjadi sosok yang rasional, tenang, dan berprinsip. Di Belanda, Hatta belajar bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang demokrasi dan martabat manusia. Ia melihat bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya berarti bebas dari penjajahan, tetapi juga bebas dari kemiskinan dan ketimpangan.


Dua bapak bangsa lainnya yang juga merupakan tokoh Minang adalah Sutan Sjahrir dan Tan Malaka. Sutan Syahrir muncul sebagai intelektual muda yang elegan dan penuh idealisme. Ia menolak kekerasan dan menganggap diplomasi sebagai jalan yang lebih manusiawi untuk meraih kemerdekaan. Sebagai Perdana Menteri pertama Republik Indonesia, Syahrir berusaha menegakkan nilai-nilai demokrasi dalam suasana revolusi yang penuh gejolak. Namun, justru karena sikapnya yang terlalu rasional, ia sering disalahpahami.


Tan Malaka — sosok pemberontak sejati dalam arti yang paling murni. Ia tidak hanya menulis dan berpikir, tetapi juga turun langsung ke medan perjuangan bawah tanah. Dalam karya besarnya Madilog, Tan Malaka menanamkan cara berpikir ilmiah di tengah bangsa yang masih dikuasai mitos dan emosi. Ia tidak menolak kemerdekaan setengah hati; baginya, kebebasan adalah harga mati.


Tapi orang Minang tidak pernah mengklaim, kalau negara ini milik orang Minang semata. Tetapi justru mengedepankan keberagaman dan kebersamaan.


Di Indonesia, istilah pendiri bangsa sebenarnya lebih banyak dipahami sebagai tokoh-tokoh yang terlibat dalam penyusunan struktur bangsa menjelang kemerdekan. Mereka tergabung ke dalam BPUPKI dan PPKI.


Istilah itu justru dipahami lebih luas lagi. Sebab, kelahiran sebuah negara dibidani oleh pejuang yang boleh jadi tidak terlibat dalam urusan-urusan teknis.


Tokoh Minang Fadli Zon, dalam suatu percakapan dengan penulis menyebut, keempat tokoh ini boleh disebut sebagai pendiri bangsa Indonesia. Mereka jadi representasi dari pola dan bentuk perjuangan kemerdekaan.


Orang Minang patut berbangga, tanah yang indah ini telah melahirkan tokoh-tokoh yang punya andil besar bagi kelahiran dan perjalanan bangsa Indonesia.


Soekarno dalam usia 26 tahun sudah mendirikan PNI, sebagai langkah menuju kemerdekaan Indonesia. Dengan PNI itu, Soekarno terus berjuang melawan kolonialisme di seluruh tanah Hindia Belanda.


Di usia 32 tahun, Soekarno ditangkap. Lalu dipenjarakan di Sukamiskin selama empat bulan, kemudian diasingkan ke Ende selama empat tahun.


Bersama Muhammad Hatta, Soekarno kemudian tercatat sebagai orang yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Soekarno dan Hatta selaku bapak proklamator, sungguh-sungguh tak bisa dipisahkan sama sekali, kendati kemudian mereka memiliki cara pandang berbeda dalam mengelola bangsa ini. Hatta mengundurkan diri, tetapi tetap kompak dengan Soekarno.


Sutan Sjahrir tercatat sebagai seorang tokoh bangsa, yang mempelopori Kongres Pemuda Indonesia yang kemudian mencetuskan Sumpah Pemuda. Sedangkan Tan Malaka memiliki jasa sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia, dan terbentuknya republik ini.


Sekarang kita sudah memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, maka kenanglah jasa-jasa mereka. Tularkanlah semangat juangnya untuk kemajuan bangsa ini, kepada generasi muda, sehingga benar-benar siap mewarisi negeri yang indah dan kaya sumber daya alam ini.(musriadi musanif dan fadlizon dalam sebuah diskusi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here